Senin, 18 Januari 2016

CABUT IZIN PENGEBORAN BARU LAPINDO DI SIDOARJO(TANGGULANGIN)



CABUT IZIN PENGEBORAN BARU LAPINDO DI SIDOARJO(TANGGULANGIN)
Kementrian ESDM dan Pemkab Sidoarjo telah memberikan izin pengeboran baru kepada PT. Lapindo Brantas di area Desa Kedungbanteng dan Banjarasri kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Lokasi desa yang akan dibor oleh Lapindo ini hanya berjarak 20-50 meter dari pemukiman warga dan 1 kilometer dari pusat semburan lumpur yang sampai saat ini masih aktif. Menurut beberapa pakar geologi, wilayah Porong dan Tanggulangin terdapat patahan tanah mulai dari watukosek gunung Penanggungan hingga Madura yang akan sangat mudah terjadi semburan lumpur dengan sendirinya jika terjadi tekanan atau gesekan.
Semburan lumpur lapindo tahun 2006 masih menyembur hingga sekarang. Sudah ribuan rumah, sawah dan puluhan ribu warga yang terusir dari desanya. Sudah triliuan juga uang APBN yang terserap untuk mengatasi masalah lumpur lapindo ini. Jika pengeboran baru ini terjadi maka ada potensi kejadian semburan lumpur akan bertambah lagi yang artinya korbannya akan semakin bertambah banyak. Tidak hanya di desa lokasi pengeboran (Kedungbanteng dan Banjarasri) namun juga desa-desa di sebelahnya seperti Penatarsewu, Kalidawir, Banjarpanji dan Sentul.
Warga di Banjarasri dan Kedungbanteng sudah pernah melakukan protes atas rencana pengeboran ini namun tidak didengar dan justru teror dan tekanan yang didapatkan. Padahal dalam UU no.22 tahun 2001 tentang Migas pasal 33 ayat 3 (d) pengeboran tidak boleh dilakukan di bangunan, rumah tinggal, atau pabrik beserta tanah pekarangan sekitarnya, kecuali dengan izin dari instansi Pemerintah, persetujuan masyarakat, dan perseorangan yang berkaitan dengan hal tersebut. Pemerintah tidak menghiraukan keberatan warga malah justru tanggal 6 Januari 2015 membantu PT. Lapindo mengerahkan 500 aparat gabungan TNI-Polri untuk memaksakan alat berat masuk lokasi.

Selasa, 27 Oktober 2015

Stasiun Kereta Api Tanggulangin

Stasiun Kereta Api Tanggulangin (TGA) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Tanggulangin, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya yang berada pada ketinggian + 6 m di atas permukaan laut, dan merupakan stasiun kelas III.
Stasiun ini terletak di Jalan Raya Tanggulangin, Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah timur laut Kantor Kecamatan Tanggulangin ± 500 meter, atau tepat berada di rel yang membelah jalan utama Sidoarjo – Malang.
Bangunan Stasiun Tanggulangin ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Pembangunan stasiun ini berhubungan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Surabaya-Bangil-Pasuruan sepanjang 63 kilometer oleh perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia Belanda,
Staatspoorwegen (SS) dari tahun 1876 hingga 1878 sebagai bagian dari proyek jalur kereta api di Jawa untuk line menuju bagian timur (oosterlijnen). Pimpinan proyek ini dipegang oleh David Marschalk, seorang Inspektur Jenderal Staatspoorwegen dan insinyur sipil yang berpengalaman dalam membuat desain jalur rel. Marschalk memiliki pengalaman dalam mengerjakan jalur rel kereta api dari Batavia (kini Jakarta)-Buitenzorg (sekarang Bogor). Pengalamannya inilah yang menyebabkan ia dipercaya oleh
Staatspoorwegen dalam mengerjakan proyek jalan kereta api yang pertama bagi perusahaan kereta api tersebut.
Setelah selesai, pembukaan jalur ini dilakukan secara meriah dan diresmikan oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda, Johan Wilhelm van Lansberge pada 16 Mei 1878. Peresmiannya dilakukan di Stasiun Surabaya Kota, dan kemudian dilanjutkan dengan mencoba jalur tersebut yang diikuti oleh para pejabat hingga StasiunPorong saja. Sehingga, Stasiun Tanggulangin ini termasuk salah satu stasiun yang dilewati oleh rombongan Gubernur Jenderal tersebut.
Stasiun Tanggulangin awalnya memiliki 4 jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus serta jalur 1,3, dan 4 untuk persilangan. Akan tetapi, sekarang jalur 4 sudah dibongkar. Dulu, stasiun ini memegang peranan yang cukup strategis dalam perindustrian gula yang berkembang pesat di Sidoarjo. Kebutuhan akan keperluan untuk pabrik gula dipasok lewat stasiun ini. Begitu pula, ketika gula dari pabrik akan didistribusikan juga melalui stasiun ini.
Stasiun yang memiliki bangunan stasiun seluas 177 m² di atas lahan 4.835 m² ini tercatat sebagai aset PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan nomor register 118/08.61272/TGA/SDA. Stasiun ini mempunyai peron namun tidak memakai atap yang memayunginya seperti pada stasiun besar yang pada umumnya terdapat di ibukota kabupaten. Konstruksi stasiun ini mirip dengan Stasiun Singosari di mana untuk ruang tunggu maupun hall terbuat dari kayu, sedangkan untuk fasilitas administratif, seperti ruang kantor kepala stasiun dan staf serta ruang sinyal terbuat dari tembok yang kokoh dengan jendela yang lumayan tinggi. Hanya saja, bangunan stasiun ini masih dikatakan beruntung jika dibandingkan dengan Stasiun Singosari karena stasiun ini masih mempunyai halaman parkir yang agak luas. Stasiun Singosari sama sekali langsung mepet dengan jalan yang melintas di depan stasiun tersebut.

Rabu, 14 Oktober 2015

Gedung Tua Eks PG Tanggulangin



Gedung ini terletak di sebelah timur di jalan Raya tanggulangin dekat dengan stasiun Tanggulangin.
Bangunan ini merupakan salah satu dari beberapa bangun yang berdiri di area bekas Pabrik Gula TanggulanginPabrik gula tanggulangin dimiliki oleh raja Gula Asia tenggara Oei Tiong Ham
Sejumlah warga Tanggulangin menyebut, bangunan di situ sempat menjadi pabrik tekstil yang  beroperasi sampai tahun 1990an/1999 dan benar benar tutup tahun 2003.
Sejak itulah kompleks bangunan di megah di dekat stasiun kereta api itu tempo dulu merupakan bagian dari Pabrik Gula (PG) Tanggulangin yang sangat terkenal pada masanya.Setelah PG Tanggulangin tutup, eks PG Tanggulangin itu telantar. Tapi selalu ada yang menjaga.
Bagi para penggemar bangunan bersejarah, gedung tua di Tanggulangin ini sebetulnya sangat menarik. Jika dirawat dengan baik, bisa jadi cagar budaya.Pemkab Sidoarjo perlu mendorong para pemilik bangunan tua untuk merawat bangunannya yang bisa dijadikan objek wisata heritage

Selasa, 13 Oktober 2015

kecamatan tanggulangin




Tanggulangin adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Tanggulangin berada di sebelah selatan ibukota Sidoarjo. Hanya berjarak 9 km dari pusat kota Sidoarjo. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Tulangan, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Porong, sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Candi, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Candi dan Porong.